Selingkuh Bukanlah Perkara yang Bisa Dimaklumi
Rasanya lucu ketika apa yang kita anggap sebagai “selamanya” ternyata
hanya sementara. Dan seringkali kita membuat janji terhadap orang yang
kita cintai. Misalnya, Kita membuat janji karena kita perlu merasa aman dalam menjalin
hubungan. Dan berjanji adalah salah satu cara diri kita untuk memberi
rasa aman terhadap diri sendiri – dan itu alami.
Sementara, juga
ada ratusan cara yang bisa membuat kita kehilangan orang tercinta. Ada
banyak hal pula yang mampu menghancurkan hati kita
hingga berkeping-keping. Yang pasti, tak ada yang lebih menyakitkan dari
sebuah perselingkuhan. Selingkuh adalah sesuatu yang tidak akan pernah
bisa dimengerti ataupun dimaklumi.
Dan jika orang yang (pernah)
kamu cintai mendadak berpaling dan berpindah ke lain hati, mungkin
rasanya memang tak akan pernah bisa disamakan dengan patah hati lainnya.
Di titik ini kamu akan merasakan sakit yang luar biasa.
Mungkin tak pernah terlintas di kepala, bahwa orang yang paling dicinta ternyata telah mendua
Banyak orang yang mengetahui bahwa pasangan mereka mendua dari orang
lain. Bisa jadi memang tidak ada yang berani untuk jujur terhadap
pasangan bahwa ia telah mendua. Dan seringkali, kamu sendiri pun juga
tak pernah punya niat untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Kepercayaanmu terhadapnya sudah membuatmu untuk tidak mencampuri urusan
pasangan sedetil mungkin.
Mendengar kenyataan bahwa pasanganmu
mendua dari orang lain mungkin akan menjadi susah bagimu untuk menerima
kenyataan yang ada. Bahkan tak jarang kamu juga nggak terlalu
mempedulikan omongan teman-temanmu yang (sudah jelas) tahu keburukan
pasanganmu di luar sana. Dan pikiran buruk mengenai teman-teman yang
hanya ingin merusak hubunganmu pun mungkin sempat terpikirkan olehmu.
Kenyataan memang kadang terjadi tak sesuai harapan. Perselingkuhan pasangan menjadikan duniamu hancur berantakan
Tanah tempatmu berpijak mendadak tak lagi sekeras biasanya, dan kamu
jatuh terjerembab ke dalam lubang, tak tahu harus berpegang pada apa. Jika
ia benar-benar mendua, pikirkanlah satu hal ini; ia telah menunjukkan
dirinya yang sebenarnya ke hadapanmu, tentang dirinya yang memang tak
akan pernah cukup baik untuk menjaga perasaanmu. Karena memang itu inti
dari sebuah hubungan, bukan? Kalian saling memperbaiki diri dan berusaha
untuk menjadi yang terbaik untuk satu sama lain. Namun jika ia saja
berani mendua, untuk apa lagi kalian bersama
Harapan yang selama ini kamu bangun dengan hati-hati dan penuh
ketulusan, tiba-tiba hilang begitu saja dan mau tidak mau kamu harus
mengulang segalanya dari awal – ketika kalian belum berjumpa dan belum
tahu bagaimana kehidupanmu akan berjalan tanpanya. Rasanya tak
perlu digambarkan lagi bagaimana sakitnya hatimu kala itu. Karena ia
yang selama ini kamu percaya tiba-tiba memalingkan muka.
Wajar jika kamu mulai meragukan diri sendiri, merutuki kekurangan dan mencari-cari alasan dirinya yang tega mengkhianati
Kamu pun mulai memikirkan apakah dirimu sudah tak sehebat dulu. Kamu
berpikir bahwa dirimu memang pintar, menarik, perhatian, dan ideal bagi
setiap pria. Namun kenapa ia yang kamu cinta dengan mudahnya memalingkan
muka? Ia yang paling kamu percaya lebih memilih orang lain dan
membuangmu ke sudut hati yang paling tak pernah kau temui. Kata maaf yang terucap darinya pun rasanya tak cukup untuk membuatmu merasa lebih baik karena telah dikhianati.
Pemikiran
bahwa kamu tak cukup baik baginya – sehingga dicampakkan begitu saja
seakan membuka mata bahwa kamulah yang sebenarnya menjadi masalah. Dan
kamu mulai percaya bahwa kamu tak cukup baik dan pantas untuk memulai
hubungan dengan pria baru. Setiap malam hanya kamu isi dengan renungan
tentang apa yang pernah kamu lakukan sehingga membuatnya berpaling ke
lain hati. Padahal kenyataannya hanya ialah yang memang tak bisa menjaga kepercayaan. Pertanyaan yang paling menghantuimu adalah;
Tapi wajahnya yang menunjukkan penyesalan mendalam memang bisa meluluhkan. Kamu pun dihadapkan pada dilema antara memaafkan atau meninggalkan
Rasa cinta yang ada seringkali membuat kita lupa diri terhadap apa
yang sebenarnya terjadi. Fakta bahwa ia tak setia memang sungguh mampu
menorehkan luka, namun melihat wajahnya yang penuh penyesalan rasanya
tak mampu bagi hati ini untuk mengakhiri. Berbagai kemungkinan memang
sering menghantui, dan sekali rasa percaya itu ternodai nampaknya susah
bagi kita untuk kembali meyakini. Kebimbangan tak kunjung pergi, dan
mungkin sudah saatnya bagimu untuk memutuskan hubungan secara dewasa.
Memilih putus bisa jadi keputusan yang paling menenangkan. Toh komitmen yang sudah dikhianati memang tak layak diperjuangkan
Setelah beberapa bulan ditelan penderitaan, kamu pun memutuskan untuk
kembali menata hati. Bukan untuk mencari pengganti, namun lebih kepada
memperbaiki diri. Mungkin ia berpaling karena memang ada yang kurang
dari dirimu sehingga mau tak mau ia memilih penggantimu. Bagian
paling menyiksa sudah jelas merelakannya pergi bersanding dengan yang
lain. Hanya karena ia mendua bukan berarti cintamu untuknya berhenti
begitu saja. Selalu saja ada jejak-jejak cinta darinya yang tertinggal
di hatimu yang mungkin tak akan pernah terganti.
Jika kamu mencintai seseorang, moving on
memang tak akan pernah mudah. Mungkin untuk dilakukan, namun (jelas)
tak akan pernah semudah jatuh cinta. Namun sakit hati yang kamu rasakan
akan selalu mampu untuk mengingatkanmu di kemudian hari tentang
bagaimana ia memperlakukanmu. Sehingga kamu akan lebih berhati-hati jika
menjalin hubungan dengan pria baru.
Memiliki pasangan yang tidak
setia mungkin akan selalu meninggalkan luka, namun tetap saja kita harus
tetap berjalan dengan atau tanpanya. Karena dirimu pantas untuk
mendapatkan seseorang yang berharga, dan tak akan membuatmu terluka
nantinya. Perselingkuhan bukan perkara yang bisa ditawar-tawar.
Bagi sebagian besar wanita dan pria di luar sana, pasangan yang
selingkuh memang layak ditinggalkan.
Open Comments
Close Comments
Posting Komentar untuk "Selingkuh Bukanlah Perkara yang Bisa Dimaklumi "